RSS
Write some words about you and your blog here

pengertian komunikasi

PENGERTIAN KOMUNIKASI

  1. Pengertian Komunikasi  Secara Umum
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat  sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati  senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya  komunikasi adalah  sebagai konsekwensi  hubungan sosial (social  relations).  Masyarakat paling sedikit  terdiri dari  dua orang  yang saling berhubungan satu sama lain yang  karena berhubungan, menimbulkan interaksi  sosial (social interaction). terjadinya interaksi sosial  di sebabkan  interkomunikasi  (intercommunication).
Komunikasi dalam pengertian secara umum  dapat di lihat dari dua segi:

  1. Pengertian Komunikasi Secara Etimologi
Secara etimologi atau menurut asal katanya istilah komunikasi  berasal dari  bahasa latin communicatio, dan perkataan ini  bersumber pada  pada kata communis. Perkataan communis tersebut  dalam pembahasan  kita ini sama sekali  tidak ada  kaitannya dengan partai komunis yang sering di jumpai  dalam kegiatan  politik.  Arti communis di sini  adalah sama, dalam arti sama  makna , yaitu sama makna mengenai  suatu hal. ( Onong Uchjana:2000,3)
Di sisi lain Toto tasmara perkataan komunikasi  berasal dari kata  communicare yang di dalam bahasa latin  mempunyai arti  berpartisipasi atau berasal dari kata  commones yang berarti sama = common. (Toto tasmara:1997.1)
      Dengan demikian secara sangat sederhana  sekali, dapat kita katakan  bahwa seseorang  yang berkomunikasi berarti  mengharapkan agar orang  lain dapat ikut  serta berpartisipasi atau bertindak sama  sesuai dengan tujuan, harapan atau isi pesan  yang di sampaikannya. Selanjutnya, apabila kita berbicara  soal komunikasi ini, kita tidak dapat melupakan  seorang maestro dalam  bidang komunikasai  ini, yaitu  seorang ahli  yang banyak menekuni  dan mengadakan penelitian  yang seksama dalam bidangnya  yaitu  Prof. Wilbur Schramn, yang memberikan pernyataan  sebagai berikut:
“When  we communicate, we are  trying  to establish a  commoness with someone. That is  we are tryng to share information, an idea or an attitude,…Communication always requires  at least three elements-the source, the message, and destinition”.
      Dari uraian di atas, Schramm ingin menekankan  bahwa  dengan berkomunikasi  berarti berusaha  untuk mengadakan  persamaan atau  commoness dengan orang lain, dengan cara menyampaikan keterangan , berupa sebuah gagasn  (idea) maupun sebuah  sikap tertentu. Juga di jelaskan  bahwa sebuah komunikasi  harus memenuhi  syarat-syarat tertentu yang sekurang-kurangnya terdiri dari tiga unsur ialah:
1.      Sumber (Source)
2.      Isi pesan (Message)
3.      Tujuan (Destinition)
Sumber  yang di maksudkan  di sini adalah  seseorang yang mengambil  inisiatif pertama  untuk berkomunikasi  sedang pesan (message) adalah idea-idea atau gagasan atau buah pikiran yang di sampaikan oleh  sumber kepada orang lain  dengan tujuan (Destinition) agar orang lain bertindak sama  sesuai dengan harapan  yang di tuangkan dalam pesan tersebut . kalau si Ahmad berkata kepada  si Amin “pergilah ke masjid”, maka dapat di uraikan  sebagai berikut:
1.      Sumber (Source)         : Si Ahmad
2.      Isi pesan (Message)     :kalimat “pergilah ke masjid”
3.      Tujuan (Destinition)    : Perubahan sikap  dari si amin yaitu bertindak  memenuhi  pesan  yangdi sampaikan  oleh sumber (si Akhmad)
Dari uraian ini, tampaklah  kepada kita  bahwa dengan  berkomunikasi  kita sebenarnya mengharapkan  atau bertujuan terjadinya  perubahan sikap  atau tingkah laku  orang lain untuk  memenuhi harapan  yang di tentukan  melalui pesan-pesan yang di sampaikan. Atau dengan kata lain komunikasi  berarti  suatu usaha untuk  mempengaruhi  sikap atau tingkah laku  orang lain. Untuk lebih jelasnya, kita kemukakan  pendapat sarjana  sosiolog, yaitu  Carl I. Hovland yang mengatakan:
 “Communicaton is the proses by which an individual  (the comunicator) transmit stimuli (usually verbal syimbol) to modify the  behaviour of other individual”
Dalam batasan  yang di kemukakan  oleh Carl I. Hovland  kita mendapatkan  tambahan pengertian  yaitu unsur.  The communicator-Transmit stimuli-to modify the behafiour of other individual. Yang di maksudkan dengan komunikator adalah  seseorang yang menyampaikan  suatu gagasan atau pesan-pesan kepada pihak lain. Sedangkan pihak lain  (other individual) di dalam komunikasi di sebut dengan istilah komunikan . walau  demikian, seseorang dapat saja  berperan secara ganda, yaitu  sebagai  komunikator, sekaligus sebagai komunikan.
Dalam proses berfikir, bertafakkur, seseorang sebenarnya  berkomunikasi  dengan dirinya sendiri (intrapersonal  communication), dan karenanya tampillah  ia dalam  posisi  ganda tersebut.
Adapun transmit  stimuli  atau menyampaikan rangsangan, ialah usaha  dari  komunikator untuk menyampaikan lambang-lambang  tertentu agar dengan rangsangan  lambang tersebut  dapat mempengaruhi tingkah laku  dari komunikan. Agar lambang-lambang  yang di sampaikan  tersebut mempunyai daya stimulan, sudah barang tentu, terlebih dahulu-lambang  tersebut harus  memiliki arti  (meaningful) syimbols, dan juga dapat di artikan /diinterpretasikan  sama  oleh pihak komunikan. Apabila lambang  sebagai wakil  dari gagasan  yang akan kita sampaikan  tidak di artikan sama  sesuai dengan isi gagasan  yang terwakili dalam lambang tersebut, maka sudah  bisa di pastikan  komunikasi  itu akan  memperoleh  hambatan, bahkan  bisa jadi gagal sama sekali.
Manusia  adalah makhluq yang paling gemar  mempergunakan  lambang. Bahkan  dapat kita katakan  bahwa salah satu  karakteristik  dari manusia yang membedakan  dari makhluq lainnya adalah dalam hal kemampuannya berlambang (syimbolicum animale). Sebab lambang adalah  ekspresi pikiran  dari manusia.  Lambang tersebut dapat berupa  deretan huruf-huruf yang di rangkai  sebagai suati kata tertentu yang punya maksud, dapat pula lambang itu  berupa isyarat-isyarat , berupa warna,  berupa bunyi dan lain-lain. Pokoknya semua yang mewakili  ekspresi fikiran / maksud manusia  dan mempunyai arti  tertentu, itulah lambang.
Di lihat dari segi komunikasi  maka lambang tersebut  haruslah berupa lambang-lambang yang berarti, dan dapat di artikan  sama oleh  kedua belah pihak, agar terhindar  adanya  misinterpretation. Bahkan  dalam ilmu komunikasi  peranan lambang itu  bukan hanya di artikan  sama,  tetapi lebih jauh lagi , sejauh mana  lambang sebagai  wakil sebuah gagasan dapat cukup merangsang  orang lain dan dapat menggerakkan  orang lain  agar berubah  sikap  sesuai dengan harapan komunikator. Atas dasar ini  kita menyadari bahwa  setiap komunikasi itu  pastilah mempunyai tujuan, dengan kata lain  tidak ada komunikasi  tampa tujuan karena komunikasi  itu dari  dan untuk manusia maka sudah sepatutnya  dalam mempelajari  efektifitas komunikasi , seseorang harus berfikir secara human  oriented dengan segala aspeknya.
Wilbur Schramm mengatakan: “when we stydy communication, there fore we study people relating  each other and their groups, organizations and societies….to understand human  communication wqe must understand how people relate to one another”.
Dari ungkapan ini, jelaslah bahwa seorang komunikator harus dapat memahami  aspek-aspek  manusiawi dari komunikan yang di hadapinya. Komunikator harus mampu mendalami  latar belakang  pengalaman  dari komunikannya (field of reference). Bagaimana mungkin  pesan komunikasi  bisa di pahami  dan berhasil merangsang sikap komunikan, apabila pihak  komunikator mempergunakan lambang yang tidak di mengerti atau tidak sejalan dengan kemampuan  berfikir dari  komunikannya. Bagaimana bisa terjadi  perubahan sikap  dari komunikan  apabila komunikator mempergunakan istilah-istilah, atau lambang-lambang  sedangkan komunikannya  sama sekali tidak mengerti  dan tidak memiliki cukup pengetahuan  untuk memahami istilah  atau lambang tersebut. Oleh karena itu latar belakang pengalaman  dan pengetahuan (field of  experience and frame of reference) seseorang berperan  sangat besar dalam berkomunikasi. Karena pengalaman seseorang  baik positif maupun negatif akan ikut serta mempengaruhinya dalam hal orang tersebut  menentukan  keputusan  maupun  menginterpretasikan  atas  isi pesan  komunikasi.
Dari pengalaman,  kita banyak mengetahui  bahwa seseorang  itu cenderung  untuk menghindari  sesuatu yang pernah merugikan  dirinya, dan sebaliknya  seseorang akan lebih  antusias apabila  dengan melakukan sesuatu ia akan memperoleh pengalaman  yang menguntungkannya. Di sinilah komunikator di tuntut untuk  memiliki pengetahuan  psikologis dalam pendekatan  kepada sasaran  komunikasinya. Dia harus mampu  melihat manusia   dalam posisi yang serba dimensi, manusia  dalam dimensi jasmani  dan rohani, dimensi manusia sebagai subyek dan sekaligus obyek, dalam segala aspeknya. Dengan demikian  kita melihat, betapa  luasnya – ruang lingkup  yang disentuh oleh komunikasi tersebut. (Toto tasmara:1997,2-5)
Jadi komunikasi berlangsung  apabila antar orang-orang  yang terlibat terdapat kesamaan  makna mengenai suatu hal  yang di komunikasikan. Jelasnya,  jika seseorang  mengerti tentang sesuatu  yang di nyatakan  orang lain  kepadanya maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara  mereka itu bersifat  komunikatif. Sebaliknya jika  ia tidak mengerti  komunikasi tidak berlangsung, dengan lain perekataan hubungan antara  orang-orang  itu tidak komunikatif.

b.   Pengertian Komunikasi Secara Terminologi
Secara terminologis  komunikasi  berarti proses penyampaian  suatu pernyataan  oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu  jelas bahwa  komunikasi  melibatkan  sejumlah orang, di mana seseorang  menyatakan sesuatu  kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi  itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang di maksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing  human communication, yang sering kali pula di sebut  komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi  manusia sebagai singkatan  dari komunikasi antar  manusia di namakan komunikasi  sosial  atau komunikasi kemasyarakatan karena  hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat  terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit  dua orang yang saling berhubungan  dengan komunikasi  sebagai penjalinnya.
Dari pengertian di atas, komunikasi yang di bahas  di sini  tidak termasuk  komunikasi hewan, komunikasi transendental dan komunikasi fisik.
Komunikasi hewan adalah  komunikasi antar hewan, gajah dengan gajah berkomunikasi, burung dengan burung berkomunikasi dan sebagainya. Pada kenyatannya memang ada manusia berkomunikasi  dengan hewan misalnya polisi dengan anjing pelacak, petani pembajak  sawah dengan kerbaunya dan sebagainya, tetapi komunikasi tersebut  tidak termasuk  pembahasan di sini.
Komunikasi transendental adalah komunikasi  dengan sesuatu yang  bersifat “gaib” termasuk komunikasi dengan tuhan. Orang yang sedang sembahyang  baik yang sedang melakukan  kewajibannya sebagai umat beragama ataupun yang meminta sesuatu misalnya sholat hajat atau sembahyang istikhoroh di kalangan pemeluk islam, adalah tengah berkomunikasi dengan tuhan. Tetapi komunikasi jenis ini  bukan komunikasi  sosial, komunikasi antar manusia.
Komunikasi fisik adalah  komunikasi yang  menghubungkan  tempat  yang  satu  dengan  tempat  yang lain, misalnya dua tempat yang dihubungkan oleh kereta api, bis, pesawat terbang dan lain sebagainya yang mengangkut manusia. Tetpi ini bukan  komunikasi sosial atau komunikasi antarmanusia. Jadi bukan masalah yang di bahas di sini, meskipun ada kalanya  terdapat   kaitannya pula dengan komunikasi antar manusia, misalkan surat  berisikan  pesan seseorang  kepada orang lain yang di angkut oleh kereta api atau pesawat terbang.

c.  Pengertian Komunikasi Secara Paradigmatis
Telah di jelaskan  dimuka dalam pengertian secara umum komunikasi adalah  proses penyampaian suatu pernyataan  yang di lakukan oleh seseorang  kepada orang lain sebagai  konsekwensi dari hubungan sosial. Komunikasi  dalam  pengertian ini sering terlibat pada perjumpaan  dua orang. Mereka saling memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan mengenai keluarga dan sebagainya.
Dalam pengertian paradigmatis komunikasi  mengandung  tujuan tertentu; ada yang di lakukan  secara lisan, secara tatap muka, atau melalaui  media, baik media massa seperti surat kabar, radio, telefisi atau film maupun media nonmassa, misalnya surat. Telephon, papan pengumuman, poster dan sebagainya.
Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional mengandung tujuan; karena itu  harus dilakukan  dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung  kepada pesan yang akan di komunikasikan dan pada komunikan yang di jadikan sasaran.
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis ini banyak definisi yang di kemukakan  oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi itu  dapat  disimpulkan secara  lengkap dengan  menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu:
Komunikasi adalah proses penyampaian   suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk  memberi tahu atau untuk  mengubah sikap, pendapat atau  perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Di sisi lain pakar komunikasi Deddy mulyana menambahkan dalam bukunya ilmu komunikasi  suatu pengantar  sangat sederhana sekali  mengatakan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan  melalui media elektronik atau terlalu luas komunikasi adalah interaksi antara dua makhluq hidup atau lebih  sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman dan bahkan jin.
Dalam  definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni  memberi tahu atau mengubah sikap (attitude) pendapat (opinion) atau perilaku (behavior).  Jadi di tinjau dari segi si penyampai  pernyataan, komunikasi  yangbertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif lebih sulit daripada  komunikasi informatif. Karena memang tidak mudah  untuk mengubah sikap, pendapat  atau perilaku seseorang  atau sejumlah orang.
Demikian  pengertian komunikasi secara umum dan secara paradigmatis yang penting untuk di pahami sebagai landasan bagi penguasaan  berkomunikasi. (Onong Uchjana:2000,3-6)

0 komentar:

Posting Komentar